Sekolah ini dibangun dengan latar belakang kurangnya sekolah pada jenjang menengah yang berorientasi di sekitar lingkungan Duri Kosambi. Atas dasar itu dibangunlah SMP Al-Yauma dengan logo pesawat terbang, dengan filosofi berisi harapan bahwa kemudian sekolah ini dapat "lepas landas", "pergi", atau "terbang" ke jalan pendidikan yang berorientasi pendidikan Islam.
Tanah yang menjadi tempat berdirinya bangunan SMP Al-Yauma saat ini merupakan pindahan dari belakang kelurahan Duri Kosambi.
Sebelum terbentuknya SMP Al-Yauma, di ranah pendidikan Yayasan Al Istiqamah membangun sebuah Madrasah Diniyah Al-Istiqamah yang terletak pada tanah sebelumnya. Setelah itu, Yayasan membeli tanah seluas 400m² dari H. Muhammad Ali bin Muhammad Natsir dan Beliau pun ikut mewakafkan tanahnya seluas 200m². Tanah tersebut kemudian dibangun sekolah oleh anaknya, KH. Baharudin Ali, tepatnya dimulai pada tahun 1994.
KH. Djamat Ma'mum ditunjuk untuk menjadi kepala sekolah pertama oleh KH. Baharudin Ali pada tahun 1997. Angkatan pertama SMP Al-Yauma baru berjumlah 12 orang.
KH. Djamat Ma'mum |
Pada tahun 1999 KH. Djamat Ma'mum selesai menjabat dan digantikan oleh Ustad Hj. Nur Kholis Ali. Pada tahun 2000 sekolah mendapatkan bantuan dana rehab untuk pembangunan lantai 2 dari Kementrian Pendidikan melanjutkan pembangunan oleh Ustad Hj. Nur Kholis pada fase pertama.
Ustad Hj. Nur Kholis Ali |
Pada tahun 2001 SMP Al-Yauma mendapatkan akreditasi pertamanya. Pada saat itu sekolah mendapatkan akreditasi B yang kemudian bertahan hingga sekarang.
Ustad Hj. Nur Kholis Ali menjabat sebagai kepala sekolah ke-2 hingga tahun 2005. Setelah itu, kepala sekolah digantikan Oleh Pak Ahmad Nahas hingga sekarang.
Ahmad Nahas, S.Pd. |
Dari segi kurikulum sendiri SMP Al-Yauma telah mengalami berbagai perubahan kurikulum dari kurikulum KBK (Kurikulum Berbasisi Kompetensi), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), K13 (Kurikulum 2013), hingga yang terbaru rencananya akan berganti menjadi kurikulum merdeka.
Sebagai sekolah berbasis pendidikan Agama Islam, terdapat muatan lokal (mulok) yang dimiliki oleh sekolah. Mulok tersebut adalah mata pelajaran Islam yang kurikulumnya diambil dari kurikulum pendidikan Islam Nahdatul Ulama. Kurikulum tersebut menggunakan kitab Safinatun Najah sebagai rujukan utama dalam pembelajaran.
0 Komentar